Yogyakarta, Pada Sabtu, 02 Februari 2025, Keluarga Mahasiswa Bangkalan Yogyakarta (KMBY) menyelenggarakan dua agenda penting, yakni pelantikan pengurus baru dan seminar nasional dengan tema “Dari Bangkalan untuk Semesta: Perempuan dan Perubahan”.
Acara ini digelar di Kantor DPD RI DIY, dan dihadiri oleh sejumlah jajaran dewan Penasehat KMBY, ketua FSM-KMY dan delegasi berbagai organisasi daerah, serta mahasiswa madura yang berkuliah di Yogyakarta.
Ketua baru KMBY, Sholihin dalam sambutannya menjelaskan bahwa tema yang diangkat bertujuan untuk menghubungkan nilai-nilai kedaerahan (partikular) Bangkalan dengan gerakan perubahan yang lebih luas. “Pemilihan tema ini merupakan ikhtiar kecil KMBY untuk menjadikan nilai-nilai lokalitas Bangkalan sebagai sumber inspirasi yang lebih besar, tidak hanya bagi daerah, tetapi juga untuk semesta,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa Bangkalan memiliki montase sejarah, intelektualitas, serta kebudayaan yang kaya dan unik, yang perlu untuk terus dijaga, dirawat dan dibawa ke ruang-ruang yang memiliki eskalasi yang lebih besar.
Pelantikan pengurus baru KMBY menandai proses regenerasi yang penting dalam organisasi ini. Sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan (Familial-Value), Intelektualitas (Intellectual-value) dan kedaerahan (local-value), KMBY bertujuan untuk terus memperjuangkan kesejahteraan universal dan menjaga hubungan erat antar sesama mahasiswa Bangkalan.
“Di tengah kehidupan perantauan, KMBY adalah wadah minor dalam merawat kecintaan kami pada daerah asal, serta menjaga semangat kekeluargaan di Yogyakarta,” tambah Sholihin.
Acara ini juga menjadi kesempatan untuk menyampaikan pesan penting tentang pemberdayaan perempuan. Seminar nasional yang berlangsung setelah pelantikan mengangkat tema “Perempuan dan Perubahan”, dan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya yakni Muyassarotul Hafidzah, penerima Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka di kategori Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Hafidzah memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi perempuan, terutama di Pulau Madura, termasuk di Bangkalan, yang seringkali terpapar pada praktik diskriminasi, seperti kasus pernikahan dini, khitanan, dan keterbatasan akses pendidikan bagi perempuan 2024.
Ia mencoba menggali berbagai bentuk dari implikasi disparitas dalam memandang dan memposisikan perempuan khususnya di Bangkalan. Seperti permasalahan yang masih dihadapi perempuan di Pulau Madura, yang kerap terjepit dalam praktik diskriminasi dan marginalisasi. “Kasus-kasus seperti khitanan, pernikahan dini, dan akses pendidikan yang terbatas untuk perempuan di daerah, menjadi tantangan yang harus dipecahkan bersama,” ujar Hafidzah.
Dewan Penasehat KMBY, Mayor Husain, dalam kesempatan tersebut turut memberikan dukungannya. Ia menyampaikan apresiasi terhadap KMBY yang terus berkembang menjadi organisasi yang tidak hanya memperkuat hubungan kekeluargaan antar mahasiswa, tetapi juga berupaya melakukan perubahan sosial yang inklusif dan berkelanjutan. "KMBY telah menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan. Saya berharap, semangat ini akan terus terjaga di setiap kepengurusan," ujarnya.
Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Abah Kowi, Dewan Penasehat dan sesepuh KMBY, serta sejumlah tokoh penting lainnya seperti Nurul Evantoro yang aktif juga di Forum Niagawan Madura-Yogyakarta dan Nurul Lutfi, Ketua Forum Silaturahmi Mahasiswa Keluarga Madura Yogyakarta (FSM-KMY). Kehadiran delegasi dari berbagai organisasi daerah turut menambah keberagaman diskusi dan memperkuat jaringan solidaritas antar komunitas mahasiswa.
Pelantikan dan seminar nasional ini tidak hanya menjadi ajang mempererat hubungan antar sesama mahasiswa Bangkalan di Yogyakarta, tetapi juga sebagai ruang untuk memperdalam pemahaman tentang peran perempuan dalam perubahan sosial. Dengan tema yang diangkat, KMBY berharap dapat terus memberikan kontribusi positif dan menjadikan perempuan sebagai inspirasi dalam dinamika Organisasi. (*)
0 Komentar